Kisah Ibnu Hajar dan Batu

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, karena dianggap nalarnya tidak bisa mengikuti pelajaran, maka oleh Dewan Guru dikeluarkan dari sekolah. Ditengah kesedihan, ketika ‘Asqalani sedang berjalan, ia melihat air yang menetes ke atas sebuah batu. Tetesan air yang sekali-sekali itu ternyata bisa membuat permukaan batu itu menjadi cekung dibuatnya. Ibnu Hajar berkata kepada dirinya sendiri “Batu saja bisa berlubang karena ditetesi air setiap hari. Berarti otak/kepala saya bisa juga kalo dimasuki ilmu setiap hari“. Dia pun segera menemui gurunya dan menjelaskan peristiwa yang baru dilihatnya itu. Singkatnya si Guru berkenan untuk menerimanya sebagai murid. Dengan semangat itu, As Qalani belajar terus dengan sabar dan kemauan yang kuat. Sejarah mencatat berkat kemauan belajarnya yang membaja kelak ia berhasil menjadi seorang ulama besar yang amat disegani pada zamannya. Ibnu Hajar yang bermakna “batu” di depan namanya, merupakan kenang-kenangan yang diperolehnya dan sekrang banyak dikenal banyak orang sebagai Imam dan Ulama’ Ahlussunnah yang mensyarahkan Shohih Bukhori dengan Kitab Fathul Bari’nya.

3 Responses to Kisah Ibnu Hajar dan Batu

  1. […] Ibnu Hajar al-Atsqolani adalah pensyarah Shohih Bukhori dengan Fatul Baari’-nya dan terkenal dengan kisah Ibnu Hajar dengan Batu. […]

  2. Abu Hudzaifah berkata:

    Assalamu’alaiukum,
    Nuwun sewu, kisah meniko dipetik sangkimg pundi nggih, sae niku.
    sukron

  3. acep berkata:

    menurutku, alim ulama zaman dulu sangat bijak sehingga tidak mungkin ada anak didik yang dikeluarkan, apalagi gara-gara bodoh, tentu berbeda dgn zaman sekarang, sekolah bisa mengeluarkan murid-muridnya karena ketidakmampuan guru dlm mendidik muridnya

Tinggalkan Balasan ke Abu Hudzaifah Batalkan balasan